Friday, May 9, 2014

Mencari Sahabat

Banyak orang berpandangan bahwa tak tidak ada sahabat abadi, yang ada hanya kepentingan abadi. Mengapa demikian ? Bukankah tidak mudah mendapatkan sahabat sejati ? Persahabatan bisa sambung dan putus, sahabat bisa datang dan pergi. Semuanya bisa berubah, juga persahabatan. Memang kepentingan diri juga bisa berubah, anmun ukuran persahabatan ditentukan oleh apa yang dipentingkan. Seakan-akan yang menentukan panjang pendeknya, berlanjut-tidaknya persahabatan adalah kepentingan, menguntungkan arau tidak, cocokdengan dirinya atau tidak. Padahal, kecocokan dan kesesuaian amat sulit langgeng. Pribadi yang berubah atau selera, minat, urusan yang sudah berbeda bisa membuat kita tidak cocok lagi. Akibatnya, tingkat persahabatan juga berubah.
        Tidak mudah menjalin persahabatan yang mendalam. Kepribadian yang mudah berubah dan kepentingan yang belum jelas benar. Itulah yang dialami beberapa orang. Padahal, mereka membutuhkan sahabat, terlebih sahabat dalam kesepian, teman kala duka, kawan ketika sakit dan terluka. Bagaimanakah caranya agar sahabat yang dicari dapat ditemukan ? demikian pertanyaan mereka. Tak cukup hanya mempunyai teman, tanpa sahabat di hati. Apakah bedanya ? “Teman ada untuk bersenang dan bercanda bersama, namun sahabat adalah dia yang juga ada di saat kita duka, saat kita butuhkan, saat hati membutuhkan dukungan,” demikian katanya. Tanpa menjadi sahabat sehati, bisa jadi kita menumpuk musuh dalam selimut, bagaikan menikam dari belakang, dikhianati, dilukai, seperti kata pemazmur. Ketika kita diperdaya, TIADA LUKA YANG LEBIH MENGANGA MENDALAM, SELAIN DIKHIANATI DAN DISAKITI OLEH DIA YANG TELAH DIPERCAYA YANG TELAH DIPANDANG DEKAT.
        Memang mudah menemukan teman untuk bersenang-senang. Apalagi bila kesenangan itu didapatkan tanpa mengeluarkan biaya. Akibatnya, ukuran persahabatan seperti itu adalah kesenangan dan suka. Kesusahan dan kedukaan tidak masuk dalam tolok ukur persahabatan tersebut, apalagi kemiskinan. Kekayaanlah yang menjadi ukuran. “KEKAYAAN MENAMBAH BANYAK SAHABAT, TETAPI ORANG MISIKIN DITINGGALKAN SAHABATNYA” (Ams 19:4). Hal-hal yang menguntungkan dan memperkaya dirilah yang dicari. Teman adalah orang yang bisa dimanfaatkan, yang memberi, dan tiada tempat dan hati untuk memberi. Saya mendapatkan apa ?? itulah yang dikejar.