Naskah Drama
Bahasa Indonesia
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
Kelompok V
XII IPA2
Anggota Kelompok :
Ø Anry Lao (sebagai Bima)
Ø Florencia Selvy (sebagai Dera)
Ø Joshua Ansteen (sebagai Dava)
Ø Maria Patricia Marisstella (sebagai Gita)
Ø Novy Gosan (sebagai Ros)
Ø Thalia Lively (sebagai Syita)
SMA KATOLIK
CENDERAWASIH
MAKASSAR 2014
“Hitam Putih”
Kisah terindah adalah ketika
asam-masam kehidupan terbengkalai hilang dari kehidupan. Kemudian mucullah
sebuah kunci keberhasilan yang manis, yang dapat diraih dari sebuah keyakinan
dalam hati…
Saat
bel pulang berbunyi…
Dera : “guys..kalian
tau gak kata si Raisya kemarin sama aku! Kalian tau kan siapa Raisya?”
Dava : “iya, anak kelas XII-IPS 1 kan?”
Dera : “yap betul, masa yah dia bilang ke aku kalo ada temannya yang nitip salam. Oh my God, so sweet bangettt…”
Bima : “emangnya dia mau yah sama kamu..?” (tertawa geli)
Dera : “ yaiyalah.. gini-gini aku laku juga kok.. hahaha. Yuk” (ketiganya menuju ruang kelas)
Dava : “iya, anak kelas XII-IPS 1 kan?”
Dera : “yap betul, masa yah dia bilang ke aku kalo ada temannya yang nitip salam. Oh my God, so sweet bangettt…”
Bima : “emangnya dia mau yah sama kamu..?” (tertawa geli)
Dera : “ yaiyalah.. gini-gini aku laku juga kok.. hahaha. Yuk” (ketiganya menuju ruang kelas)
Ditempat
lain Gita dan Ros asik memajak salah satu adik kelasnya
Syita : “yes,
hari ini hari pertama aku di sekolah ini… senangnya!!!” (terlihat sangat
bahagia)
Gita : “hey, jangan kira lo bisa tenang yah di sekolah ini!” (tiba-tiba dari belakang dan mendorong kepala Syita)
Syita : “tapi... ada apa kak?” (dengan raut muka menahan air mata)
Gita : “di sini ada beberapa aturan! terkhusus dari gank kami yang anti kamseupay…yaaa seperti lo! aturannya mudah kok, lo hanya mesti bayar 20.000/minggu. Dan…… dan apa lagi Ros?”
Ros : “yep kamu harus bayar 5000/hari! Ngerti?”
Syita : “tapi kak, inikan namanya pemerasan…”
Ros : “udah lah gak usah so imut deh lo”
Gita : “hey, jangan kira lo bisa tenang yah di sekolah ini!” (tiba-tiba dari belakang dan mendorong kepala Syita)
Syita : “tapi... ada apa kak?” (dengan raut muka menahan air mata)
Gita : “di sini ada beberapa aturan! terkhusus dari gank kami yang anti kamseupay…yaaa seperti lo! aturannya mudah kok, lo hanya mesti bayar 20.000/minggu. Dan…… dan apa lagi Ros?”
Ros : “yep kamu harus bayar 5000/hari! Ngerti?”
Syita : “tapi kak, inikan namanya pemerasan…”
Ros : “udah lah gak usah so imut deh lo”
Tiba-tiba
Dera, Dava dan Bima datang
Dava :
“ngapain kalian disini? Mau majak lagi yah?”
Dera : “iya nih. woy sadar donk… lagi stress yah?”
Gita : “hmm,hmmm,hmmmm... ak”
Dera : “iya nih. woy sadar donk… lagi stress yah?”
Gita : “hmm,hmmm,hmmmm... ak”
Tiba-tiba terdengar suara handphone milik
Dera berdering
Dera : “aduh…
siapa sih ini?” (sambil mengambil handphone kesayangannya itu) “haloo…ooo paman,
tumben nelpon ada apa?...... APA??????” (Dera sangat kaget dengan berita yang
baru saja di dengarnya. Sampai-sampai handphone kesayangnnya itu pun terjatuh)
Dava : “ada apa, Der?”
Bima : “der kamu baik-baik aja kan?”
Dera : “i..i...bu, ibuku. IBUUUUU……
Dava : “ada apa, Der?”
Bima : “der kamu baik-baik aja kan?”
Dera : “i..i...bu, ibuku. IBUUUUU……
Dera
lari meninggalkan teman-temannya karena baru saja mendapatkan kabar bahwa ibunya
telah meninggal dunia
Bima : “broo...
Ayo kita lihat dia”
Dava : “yuk “
Dava : “yuk “
Bima
dan Dava pergi meninggalkan Syita, Gita, dan Ros di sana
Ros : “ada
apa yah?”
Gita : “bodo amat... Eh lo kamse’, ingat yah lo yang kita bilang tadi, AWAS!” (menunjuk tajam Syita)
Syita : “iya kak” (raut muka ketakutan dengan dihantui rasa penyesalan karena sekolah di sekolah tersebut)
Gita : “bodo amat... Eh lo kamse’, ingat yah lo yang kita bilang tadi, AWAS!” (menunjuk tajam Syita)
Syita : “iya kak” (raut muka ketakutan dengan dihantui rasa penyesalan karena sekolah di sekolah tersebut)
Beberapa hari kemudian Dera merasa dirinya begitu hancur, tanpa kasih sayang ibunya dia merasa hampa. Dera merenung diri di lorong-lorong sekolah. Tiba-tiba Dava dan Bima datang
Dava : “Der,
kamu gak apa-apakan?”
Bima : “hm, Der kamu baik-baik aja kan?”
Bima : “hm, Der kamu baik-baik aja kan?”
Akan
tetapi Dera tetap diam membisu tanpa sepatah kata apapun
Dava : “Der
kamu denger nggak.. Der,Der,Der. Deraaaaa, kalau kamu gak mau lagi bicara sama
kita yah udah lah, ayo kita pergi saja..”
Dava
dan Bima meninggalkan Dera sendirian. Beberapa saat kemudian Syita datang pada
Dera
Syita : “kaaak,
kak Dera… kak Dera makasih yah.. kemarin kakak udah mau membela aku… kaaak? Kakak?”
Dera : “udah lah pergi aja kamu… pergi sana!” (Dera membentak Syita dengan kasar)
Syita : “aaaaa……kenapa sih gak ada satu orang pun yang bisa ngerti aku? mereka semua jahat... JAHAAAATTT”
Dera : “udah lah pergi aja kamu… pergi sana!” (Dera membentak Syita dengan kasar)
Syita : “aaaaa……kenapa sih gak ada satu orang pun yang bisa ngerti aku? mereka semua jahat... JAHAAAATTT”
Di
dalam kelas
Gita : “Ros,
udah berapa uang kita saat ini?”
Ros : “masih dikit nih… soalnya mereka banyak yang nunggak..”
Gita : “wuaduh, kalau lama-lama begini bisa bangkrut deh kita”
Ros : “iya nih”
Ros : “masih dikit nih… soalnya mereka banyak yang nunggak..”
Gita : “wuaduh, kalau lama-lama begini bisa bangkrut deh kita”
Ros : “iya nih”
Dera
muncul dari pintu kelas mereka
Gita : “ngapain
lo disini?”
Dera : “aku boleh gabung yah?”
Gita : “hah…?”
Dera : “gak boleh yah, ya udah lah”
Ros : “eehhh... ayo gabung aja”
Dera : “aku boleh jadi anggota gank kalian gak?”
Gita : “ha, gila yah lo?”
Dera : “gak boleh yah..”
Ros : “ya... boleh-boleh aja kok. Ya kan, Git?”
Dera : “makasih yah kalian baik banget deh”
Dera : “aku boleh gabung yah?”
Gita : “hah…?”
Dera : “gak boleh yah, ya udah lah”
Ros : “eehhh... ayo gabung aja”
Dera : “aku boleh jadi anggota gank kalian gak?”
Gita : “ha, gila yah lo?”
Dera : “gak boleh yah..”
Ros : “ya... boleh-boleh aja kok. Ya kan, Git?”
Dera : “makasih yah kalian baik banget deh”
Gita : “tapi pertama-tama kita harus majak adik kelas dulu nih.. masih banyak yang nunggak soalnya..”
Dera : “yuk” (sambil tersenyum)
Ros,
Gita, dan Dera pergi menuju ke kelas adik-adik kelasnya yang masih menunggak
itu. Setelah sekitar
dua minggu kemudian… Dera, Gita, dan Ros kini makin bertambah jahat. Dan itu
sudah biasa di telinga teman-temannya terutama Dava dan Bima
Dera : “setelah
dua minggu lebih gabung ama kalian.. gue tambah hebat kan?” (bertingkah sok)
Gita : “iya gak ada adik kelas lagi yang masih nunggak hahaha… ngomong-ngomong Ros di mana?”
Dera : “Git..Git… palingan di kantin lah… kerjaan kesehariannya kan itu!”
Gita : “hahahahaha emang lo yang tau segalanya dah”
Gita : “iya gak ada adik kelas lagi yang masih nunggak hahaha… ngomong-ngomong Ros di mana?”
Dera : “Git..Git… palingan di kantin lah… kerjaan kesehariannya kan itu!”
Gita : “hahahahaha emang lo yang tau segalanya dah”
Saat
hendak ke tempat nongkrongnya tiba-tiba……
Dava : “kalian
habis pajak adik kelas lagi yah?”
Bima : ”ya iyalah Dav, kamu kayak gak tau mereka aja! Apalagi Dera, yang ternyata sekarang udah jahat banget”
Gita : “apaan sih kalian, sembarangan aja kalo ngomong... ini tuh uang yang kita dapat di jalan…”
Dava : “bukan di jalan tapi di kantong adik kelas kan?”
Dera : “enak aja!”
Bima : “iya sih kita gak bisa nuduh kamu… tapi ingat aja yah, kalau kami liat kalian majak adik kelas… hmm awas!”
Gita : “yah udah kalau lo berdua gak percaya, Der kita pergi yuk!”
Dera : ”yuk capcus..”
Bima : ”ya iyalah Dav, kamu kayak gak tau mereka aja! Apalagi Dera, yang ternyata sekarang udah jahat banget”
Gita : “apaan sih kalian, sembarangan aja kalo ngomong... ini tuh uang yang kita dapat di jalan…”
Dava : “bukan di jalan tapi di kantong adik kelas kan?”
Dera : “enak aja!”
Bima : “iya sih kita gak bisa nuduh kamu… tapi ingat aja yah, kalau kami liat kalian majak adik kelas… hmm awas!”
Gita : “yah udah kalau lo berdua gak percaya, Der kita pergi yuk!”
Dera : ”yuk capcus..”
Tiba-tiba
Syita lewat di hadapan Dera dan Gita yang hendak pergi
Dera :
(menatap lirih wajah Syita tanpa sebab)
Kemudian
Dava dan Bima juga meninggalkan tempat itu. Dan Syita hendak menelpon kakaknya
untuk menjemputnya pulang ke rumah
Syita : “halo
kak... halo,halo...haaalooo, kok putus sih?” (sambil memegang handphone di
tangannya). “Aduh gimana yah? Udah lah, mending aku pulang sendiri aja”
Kemudian
Dera dan Gita menuju tempat di mana biasanya mereka nongkrong
Gita : “aduh,
gak ada anak yang bisa dipajak nih!!!”
Dera : “iya nih…. Ah, gak asik banget”
Syita : “permisi kak!”
Dera : “berhenti lo... enak aja lo lewat kayak gitu... kalo ada yang lewat di sini tuh harus bayar, sekarang serahin uang lo”
Syita : “ooo... kakak. kak Dera dan kak Gita kan? Maaf yah kak, tapi ini uang untuk aku pulang, soalnya kakak aku nggak jadi jemputin aku...”
Gita : “udah lah, nggak usah ngeles deh loe!!!” (sambil mengambil uang di kantong saku Syita) “ahh... ini dia”
Syita : “jangan diambil kak... ini uang aku”
Dera : “ooo udah mulai yah, udah berani melawan yah loe” (hampir menampar Syita)
Dera : “iya nih…. Ah, gak asik banget”
Syita : “permisi kak!”
Dera : “berhenti lo... enak aja lo lewat kayak gitu... kalo ada yang lewat di sini tuh harus bayar, sekarang serahin uang lo”
Syita : “ooo... kakak. kak Dera dan kak Gita kan? Maaf yah kak, tapi ini uang untuk aku pulang, soalnya kakak aku nggak jadi jemputin aku...”
Gita : “udah lah, nggak usah ngeles deh loe!!!” (sambil mengambil uang di kantong saku Syita) “ahh... ini dia”
Syita : “jangan diambil kak... ini uang aku”
Dera : “ooo udah mulai yah, udah berani melawan yah loe” (hampir menampar Syita)
Dava
dan Bima yang kebetulan lewat, melihat kejadian itu dan segera menghampiru
mereka
Dava : “Deraaaaa…
berhenti!!!” (dengan suara keras)
Dera : (menengok ke belakang) “da..da..da..va??? ngapain loe di sini?”
Dava : “lo mau ngerjain anak ini kan?”
Gita : “ng..ng…nggak kok! Ya kan, Der? Ya kan?” (Hendak menjatuhkan uang yang telah diambil paksanya itu)
Bima : “ah… nggak usah ngeles deh lo”
Gita : “bener... iya kan Der?”
Dera : “iya kok, nggak kan Syita?” (sambil mencubit tangan Syita diam-diam)
Syita : “aaaaa,iiiya nggak kok kak, mereka gak majak aku kok”
Dera : “ah tuh. apakan gue bilang. Git kita pergi aja yuk…”
Gita : “iya dari pada kita difitnah di sini”
Dera : (menengok ke belakang) “da..da..da..va??? ngapain loe di sini?”
Dava : “lo mau ngerjain anak ini kan?”
Gita : “ng..ng…nggak kok! Ya kan, Der? Ya kan?” (Hendak menjatuhkan uang yang telah diambil paksanya itu)
Bima : “ah… nggak usah ngeles deh lo”
Gita : “bener... iya kan Der?”
Dera : “iya kok, nggak kan Syita?” (sambil mencubit tangan Syita diam-diam)
Syita : “aaaaa,iiiya nggak kok kak, mereka gak majak aku kok”
Dera : “ah tuh. apakan gue bilang. Git kita pergi aja yuk…”
Gita : “iya dari pada kita difitnah di sini”
Dera
dan Gita meninggalkan TKP
Syita : “permisi
kak”
Bima : “tunggu, nama kamu siapa?”
Syita : “nama saya Syita”
Dava : “nama saya Dava dan ini Bima…”
Syita : “hmmm, salam kenal kak, permisi…”
Bima : “tunggu, nama kamu siapa?”
Syita : “nama saya Syita”
Dava : “nama saya Dava dan ini Bima…”
Syita : “hmmm, salam kenal kak, permisi…”
Syita
meninggalkan Dava dan Bima
Dava : “ya
udah bro kita main basket yuk”
Bima : “woooke”
Bima : “woooke”
Di
dalam kelas…
Dera : “ah,shiiit! gara-gara Dava dan Bima nih,
kita gagal deh majak satu anak lagi.”
Gita : “iya ngeselin banget, aaaaargh” (marah)
Ros : “makan, makan, makan, asik”
Dera : “woy diam lo!”
Ros : “iya..iya... Eh kalian… kenapa kelihatannya marah-marah gitu?”
Dera : “Tanya ajah tuh ama Gita?”
Ros : “Git, emangnya ada apa sih?”
Gita : “tuh anak baru, kelas X ituuu, udah berani kurang ajar ama kita”
Ros : “emangnya siapa sih, penasaran gue?”
Gita&Dera : “Syita”
Ros : “Trus kenapa kalian kelihatannya marah banget?”
Dera : “gara-gara Dava dan Bima tuh ganggu ajah..”
Ros : “hahaha... kasihan deh kalian”
Gita : “eh rese lu yah”
Ros : “yah udah kita ke kantin aja yuk, makan... sambil mikirin cara untuk ngerjain anak itu?”
Dera : “ah luh, perut aja yang lo urus”
Ros : “dari pada kalian marah-marah gak jelas di sini. ayolah… nanti gue traktir deh”
Dera : “ya udah lah, yuk…”
Gita : “iya ngeselin banget, aaaaargh” (marah)
Ros : “makan, makan, makan, asik”
Dera : “woy diam lo!”
Ros : “iya..iya... Eh kalian… kenapa kelihatannya marah-marah gitu?”
Dera : “Tanya ajah tuh ama Gita?”
Ros : “Git, emangnya ada apa sih?”
Gita : “tuh anak baru, kelas X ituuu, udah berani kurang ajar ama kita”
Ros : “emangnya siapa sih, penasaran gue?”
Gita&Dera : “Syita”
Ros : “Trus kenapa kalian kelihatannya marah banget?”
Dera : “gara-gara Dava dan Bima tuh ganggu ajah..”
Ros : “hahaha... kasihan deh kalian”
Gita : “eh rese lu yah”
Ros : “yah udah kita ke kantin aja yuk, makan... sambil mikirin cara untuk ngerjain anak itu?”
Dera : “ah luh, perut aja yang lo urus”
Ros : “dari pada kalian marah-marah gak jelas di sini. ayolah… nanti gue traktir deh”
Dera : “ya udah lah, yuk…”
Saat
di depan sekolah. Saat itu Syita hendak pulang ke rumahnya.
Syita : “aduh
kakak aku mana yah?”
Dera : “heyyyyyyy… Kamseupay berhenti lo!”
Gita : “woy anak aneh!”
Syita : “ada apa kak?”
Dera : “ah... gak usah sok baik deh lo!”
Ros : “ooo... jadi ini anaknya, eh kurang ajar banget lo ama kita-kita, mau dikasih pelajaran nih anak...”
Gita : “lo mau ngasih pelajaran apa? IPA, IPS, atau bahasa papua?...eh pace, ko dari mana saja kah?” (cengengesan)
Dera : “aduh Git... Lo kamseupay banget deh”
Ros : “iya nih. eh apa lo ketawa-ketawa?” (sambil menatap lirih Syita)
Syita : “gak kok kak. kenapa kakak marah emangnya aku salah apa? Aku rasa aku gak pernah gangguin kakak?”
Gita : “ha… pura-pura lupa lagi lo” (sambil mendorong bahu Syita)
Ros : “eeh hati-hati deh lo!”
Syita : “maafin aku kak… maafin, jangan marahin aku kak”
Dera : “heyyyyyyy… Kamseupay berhenti lo!”
Gita : “woy anak aneh!”
Syita : “ada apa kak?”
Dera : “ah... gak usah sok baik deh lo!”
Ros : “ooo... jadi ini anaknya, eh kurang ajar banget lo ama kita-kita, mau dikasih pelajaran nih anak...”
Gita : “lo mau ngasih pelajaran apa? IPA, IPS, atau bahasa papua?...eh pace, ko dari mana saja kah?” (cengengesan)
Dera : “aduh Git... Lo kamseupay banget deh”
Ros : “iya nih. eh apa lo ketawa-ketawa?” (sambil menatap lirih Syita)
Syita : “gak kok kak. kenapa kakak marah emangnya aku salah apa? Aku rasa aku gak pernah gangguin kakak?”
Gita : “ha… pura-pura lupa lagi lo” (sambil mendorong bahu Syita)
Ros : “eeh hati-hati deh lo!”
Syita : “maafin aku kak… maafin, jangan marahin aku kak”
Tiba-tiba
Dava : “ehhh…
berhenti kalian, mau nganguin anak itu lagi?”
Dera : “kami gak ngganguin anak ini kok”
Ros : “kita disini mau kenalan, iya kan…”
Gita : “iya tuh, kalian aja tuh yang overprotektif… Syita, kami gak nganguin kamu kan?”
Syita : “eemmm…” (sambil tertunduk takut melihat wajah Dera dan teman-temannya)
Bima : “udahlah Syita… gak usah kamu tolong mereka lagi”
Dava : “udahlah gak ada yang bakalan membela kalian lagi. Sekarang ikut aku ke ruang Kepsek!”
Ros : “enak aja. kita gak ngangguin anak ini kok!”
Dava : “ah... udahlah cepetan” (sambil menarik tangan Dera)
Dera : “ehh...”
Bima : “Lo berdua juga, cepat ikut!”
Gita : “apaan sih kamu, aku gak salah apa-apa kok!”
Dava&Bima : “Gita!!! Ros!!! Ikut kami!!!...” (sambil menatap marah yang sangat-sangat)
Dera : “kami gak ngganguin anak ini kok”
Ros : “kita disini mau kenalan, iya kan…”
Gita : “iya tuh, kalian aja tuh yang overprotektif… Syita, kami gak nganguin kamu kan?”
Syita : “eemmm…” (sambil tertunduk takut melihat wajah Dera dan teman-temannya)
Bima : “udahlah Syita… gak usah kamu tolong mereka lagi”
Dava : “udahlah gak ada yang bakalan membela kalian lagi. Sekarang ikut aku ke ruang Kepsek!”
Ros : “enak aja. kita gak ngangguin anak ini kok!”
Dava : “ah... udahlah cepetan” (sambil menarik tangan Dera)
Dera : “ehh...”
Bima : “Lo berdua juga, cepat ikut!”
Gita : “apaan sih kamu, aku gak salah apa-apa kok!”
Dava&Bima : “Gita!!! Ros!!! Ikut kami!!!...” (sambil menatap marah yang sangat-sangat)
Sementara
itu Dera berusaha kabur dari mereka
Dava : “eehh...
Dera mau kemana lo?”
Dera : “gak kok! Hehehe”
Dava : “kamu jangan lari yah... ikut aku ke ruang kepsek, sekarang” (dengan nada membentak)
Dera : “iiih kamu kamseupay banget”
Dava : “cepetan!” (dengan wajah yang kelihatanya sangat marah)
Dera : “iiih, iya iya… iyuuuh”
Syita : “tunggu aku”
Dera : “gak kok! Hehehe”
Dava : “kamu jangan lari yah... ikut aku ke ruang kepsek, sekarang” (dengan nada membentak)
Dera : “iiih kamu kamseupay banget”
Dava : “cepetan!” (dengan wajah yang kelihatanya sangat marah)
Dera : “iiih, iya iya… iyuuuh”
Syita : “tunggu aku”
Setelah
keluar dari ruang Kepsek
Gita : “gara-gara
kalian nih gue dihukum… ngebersihin WC lagi, iyyyyuuuuh”
Dera : “bukan hanya lo, gue juga nih...”
Ros : “udah..udah..udah ayo ngepel aja!”
Dera : “aaa… gila deh gue. Apa lo lihat-lihat?” (menatap wajah Syita yang sepertinya ketakuan)
Ros : “udah… ayo ke WC aja”
Dava : “udahlah, nyapu aja sana… rasain lo!”
Ros : “huuuu… dasar kakek lampir!”
Bima : “brooo kita lanjutin main basket yuk?”
Dava : “ok broo”
Syita : “ aku permisi ya kak”
Dera : “bukan hanya lo, gue juga nih...”
Ros : “udah..udah..udah ayo ngepel aja!”
Dera : “aaa… gila deh gue. Apa lo lihat-lihat?” (menatap wajah Syita yang sepertinya ketakuan)
Ros : “udah… ayo ke WC aja”
Dava : “udahlah, nyapu aja sana… rasain lo!”
Ros : “huuuu… dasar kakek lampir!”
Bima : “brooo kita lanjutin main basket yuk?”
Dava : “ok broo”
Syita : “ aku permisi ya kak”
Saat
di lapangan
Dava : “kamu
ingat kan anak yang tadi itu?” (sambil terus menerus menendang bola dikakinya)
Bima : “siapa?”
Dava : “Syita!”
Bima : “emangnya kenapa?”
Dava : “aku kasihan sama dia! Dera dan teman-temannya itu jahat banget yah”
Bima : “emang tuh. mereka dari dulu kerjanya buat onar!”
Dava : “kalau aku jadi Syita tuh.. udah naik darah kali yah”
Bima : “kalau ketahuan lagi mereka yang ganggu anak itu… uuuh bukan hanya gue bawa ke ruang kepsek, sekalian aja ke komnas HAM!”
Dava : “bener..bener..bener”
Bima : “siapa?”
Dava : “Syita!”
Bima : “emangnya kenapa?”
Dava : “aku kasihan sama dia! Dera dan teman-temannya itu jahat banget yah”
Bima : “emang tuh. mereka dari dulu kerjanya buat onar!”
Dava : “kalau aku jadi Syita tuh.. udah naik darah kali yah”
Bima : “kalau ketahuan lagi mereka yang ganggu anak itu… uuuh bukan hanya gue bawa ke ruang kepsek, sekalian aja ke komnas HAM!”
Dava : “bener..bener..bener”
Tiba-tiba
Syita datang menemui Dava dan Bima yang sedang bermain bola
Syita : “kak,
mereka gak usah di hukum yah?”
Dava : “tapi-kan mereka salah”
Syita : “aku kasihan kak!”
Dava : “sudahlah itu hukuman untuk mereka”
Syita : “ayolah kak, kita ke ruang Kepsek yah? Kita bilang agar mereka tidak usah di hukum… ayolah kak”
Bima : “udahlah Dav… kan dia yang dikerjain buka kamu. Syita, ya udah lah kalau itu mau kamu”
Dava : “tapi-kan mereka salah”
Syita : “aku kasihan kak!”
Dava : “sudahlah itu hukuman untuk mereka”
Syita : “ayolah kak, kita ke ruang Kepsek yah? Kita bilang agar mereka tidak usah di hukum… ayolah kak”
Bima : “udahlah Dav… kan dia yang dikerjain buka kamu. Syita, ya udah lah kalau itu mau kamu”
Syita,
Dava, dan Bima masuk ke ruang Kepsek dan memberi tahu agar Dera, Gita dan Ros
dilepaskan dari hukuman
Syita : “makasih
yah kak, karena kak Bima dan kak Dava mau membantu aku”
Bima : “iya sama-sama”
Bima : “iya sama-sama”
Syita,
Dava dan Bima pergi menemui Dera, Gita, dan Ros yang sedang membersikan
Ros : “ihh…
gila, kotor banget nih WC”
Gita : “iyuuuhh… jijik gueee”
Dera : “liat deh” (sambil memegang seekor kecoak hidup yang mejijikan)
Gita : “oh my God, aaaaaaa…..”
Gita : “iyuuuhh… jijik gueee”
Dera : “liat deh” (sambil memegang seekor kecoak hidup yang mejijikan)
Gita : “oh my God, aaaaaaa…..”
Tiba-tiba
Syita : “kak…
udah berhenti ngepelnya yah, aku udah bilang ke Kepsek untuk melepaskan hukuman
kakak”
Gita : “apa? beneran nih?”
Dava : “iya Syita udah bilang ke Kepsek soal itu, jadi kalian, udahlah berhenti ngepelnya. Sekarang kalian harus minta maaf ke Syita”
Ros : “makasih yah shiiit, eh salah Syita yang cantik hehe, lo udah baik banget ama kami bertiga. Padahal kami selalu aja ngangguin kamu”
Dera : “ya udah... aku juga minta maaf yah”
Gita : “maafin aku juga yah dek Syita…”
Syita : “iya kak, saya sudah maafin kakak bertiga kok!”(tersenyum)
Gita : “apa? beneran nih?”
Dava : “iya Syita udah bilang ke Kepsek soal itu, jadi kalian, udahlah berhenti ngepelnya. Sekarang kalian harus minta maaf ke Syita”
Ros : “makasih yah shiiit, eh salah Syita yang cantik hehe, lo udah baik banget ama kami bertiga. Padahal kami selalu aja ngangguin kamu”
Dera : “ya udah... aku juga minta maaf yah”
Gita : “maafin aku juga yah dek Syita…”
Syita : “iya kak, saya sudah maafin kakak bertiga kok!”(tersenyum)
Berpelukan
Dava : “yah
gitu dong jadi senior dan junior tuh harus akrab”
Bima : “ya bener tuh. Kalau gini kan enak dilihatnya…”
Bima : “ya bener tuh. Kalau gini kan enak dilihatnya…”
Semua
tertawa
Dari sekian juta kebobrokan seorang
manusia… pasti ada sebuah pintu yang dapat menghantarkannya ke dalam kehidupan
yang lebih baik, jauh dari kebencian dan amarah. Dengan ratapan hati yang
sungguh-sungguh, untuk meraihnya….