Konflik Antara Jerman Barat Dan
Jerman Timur Sehingga Terbangun Tembok Berlin???
Tembok Berlin adalah
sebuah tembok perbatasan yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur
serta daerah Jerman Timur lainnya sehingga membuat Berlin Barat sebuah
enklave.
Pembangunan Tembok
Tembok ini didirikan pada tanggal 13 Agustus 1961 oleh pemerintahan
komunis Jerman Timur di bawah pimpinan Walter Ulbricht karena Berlin
Barat adalah sebuah 'lubang' di negara mereka. Antara tahun 1949 sampai
tahun 1961 sudah lebih dari 2 juta
penduduk Jerman Timur melarikan diri lewat Berlin. Hal ini membuat
ekonomi Jerman Timur menjadi kedodoran, karena kebanyakan orang-orang
yang masih muda yang melarikan diri. Maka secara rahasia dan tiba-tiba
tembok ini dibangun.
Tembok Berlin dan Perang Dingin
Tembok Berlin yang mengurung Berlin Barat dan memotong kota ini persis
di tengahnya, menjadi simbol Perang Dingin yang paling terkenal. Banyak
pembesar barat, terutama presiden Amerika Serikat yang mengunjungi
tembok ini untuk mengutuknya. Presiden J.F Kennedy pada tahun 1963
datang dan berpidato di sisi tembok ini dengan kalimatnya yang ternama: "Ich bin ein Berliner." Lalu 20 tahun kemudian, pada tahun 1983 presiden Ronald Reagan
juga berpidato di sini dan mengutuk Uni Soviet yang disebutnya An Evil
Empire, atau sebuah kerajaan kejahatan. Tetapi pada tahun 1989, pada
hari peringatan Republik Demokratis Jerman, atau Jerman Timur, pemimpin
Uni Soviet, Mikhail Gorbachev juga sempat mengunjungi Tembok Berlin dan
berkata pada pemimpin Jerman Timur Erich Honecker bahwa “Barangsiapa
terlambat datang, akan dihukum oleh hidup
Pelarian melalui Tembok Berlin
Mula-mula tembok ini hanya berupa kawat-kawat berduri saja, tetapi
lama-lama dibangun tembok batu yang dilengkapi dengan menara-menara
pengawas dan senjata-senjata otomatis bersensor. Meskipun begitu, hal
ini tidak mencegah ratusan orang dari Jerman Timur melarikan diri ke
Dunia Barat melewati tembok ini sampai dibukanya Tembok Berlin pada
tanggal 9 November 1989.
Dua puluh tahun yang lalu Tembok Berlin runtuh dan kaum borjuis di dunia
Barat sangat gembira, bersukacita akan “jatuhnya komunisme”. Setiap tahun kaum
kapitalis merayakannya seperti halnya rejim Orde Baru yang merayakan persitiwa
30 September dengan mesin propaganda mereka. Akan tetapi, dua puluh tahun
kemudian situasi terlihat sangat berbeda dimana kapitalisme memasuki krisisnya
yang paling parah semenjak 1929. Sekarang mayoritas rakyat di bekas Jerman
Timur memilih partai kiri dan mengingat kembali keuntungan dari ekonomi
terencana. Setelah menolak Stalinisme, mereka sekarang telah mencicipi
kapitalisme, dan kesimpulan yang mereka ambil adalah bahwa sosialisme lebih
baik daripada kapitalisme.
Tahun 2009
adalah sebuah tahun yang dipenuhi dengan banyak hari peringatan, termasuk hari
peringatan pembunuhan Luxemburg dan Liebknecht, dibentuknya Komunis
Internasional, dan Komune Austria. Tidak satupun dari peringatan-peringatan ini
yang menemukan gaungnya di pers kapitalis. Tetapi ada satu hari peringatan yang
tidak pernah mereka lupakan: pada tanggal 9 November 1989, perbatasan yang
memisahkan Jerman Barat dan Timur dibuka.
Runtuhnya
Tembok Berlin di dalam sejarah telah menjadi sebuah sinonim untuk runtuhnya
“komunisme”. Dalam 20 tahun semenjak peristiwa besar ini, kita telah
menyaksikan sebuah ofensif ideologi yang luar biasa besar untuk melawan ide-ide
Marxisme dalam skala dunia. Peristiwa ini dijunjung tinggi sebagai bukti
matinya Komunisme, Sosialisme, dan Marxisme. Tidak lama yang lalu, ini bahkan
dianggap sebagai akhir sejarah. Tetapi semenjak itu roda sejarah telah berputar
berkali-kali.
Argumen
bahwa sistem kapitalisme adalah satu-satunya alternatif untuk kemanusiaan telah
terbukti hampa. Kebenaran yang ada sangatlah berbeda. Pada 20 tahun peringatan
runtuhnya Stalinisme, kapitalisme mengalami krisis yang paling dalam semenjak
Depresi Hebat. Jutaan rakyat dihadapi dengan masa depan yang dipenuhi dengan
pengangguran, kemiskinan, pemotongan anggaran sosial, dan penghematan.
Selama
periode ini kampanye anti-komunis ditingkatkan. Alasannya tidaklah sulit untuk
dipahami. Krisis kapitalisme yang mendunia ini telah menyebabkan rakyat secara
umum mempertanyakan “ekonomi pasar”. Ada kebangkitan rasa ketertarikan pada Marxisme,
yang mengkuatirkan kaum borjuis. Kampanye fitnah yang baru ini adalah sebuah
refleksi ketakutan mereka.
Friday, February 21, 2014
Dear Anas *4 (isiLoren)
Konflik Antara Jerman Barat Dan Jerman Timur Sehingga Terbangun Tembok Berlin???
Runtuhnya Tembok Berlin 20 tahun lalu, yang menandai berakhirnya Perang Dingin dan awal bubarnya Uni Soviet, telah mengubah geopolitik global. Namun, tidak ada benua yang lebih diuntungkan daripada Asia. Kebangkitan dramatis ekonominya sejak 1989 telah berlangsung dengan laju dan skala tanpa bandingan dalam sejarah dunia.
Bagi Asia, dampak paling penting dari runtuhnya Tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet adalah bergesernya keunggulan kekuatan militer ke keunggulan kekuatan ekonomi dalam tata hubungan internasional. Memang pertumbuhan ekonomi yang cepat juga terjadi selama Revolusi Industri dan pasca-Perang Dunia II. Tapi pertumbuhan ekonomi pasca-Perang Dingin ini telah membawa perubahan global.
Peristiwa menentukan lainnya adalah pembantaian pengunjuk rasa prodemokrasi di Lapangan Tiananmen di Beijing. Jika bukan karena berakhirnya Perang Dingin, negara-negara Barat tidak akan melepaskan Cina dari tanggung jawab pembantaian itu. Tapi Barat mengambil pendekatan yang pragmatis, tidak mengenakan sanksi ekonomi, bahkan membantu Cina terintegrasi ke dalam ekonomi global dan lembaga-lembaga internasional melalui liberalisasi investasi dan perdagangan. Andaikata Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mengambil pendekatan berupa sanksi ekonomi, seperti yang dilakukannya terhadap Kuba dan Burma, ekonomi Cina tidak bakal berkembang pesat seperti sekarang, sementara negeri itu bakal tetap tertutup dan tidak stabil.
Keberhasilan ekonomi Cina yang fenomenal itu--seperti tecermin dalam surplus perdagangannya yang mengalahkan semua negara di dunia, oleh cadangan devisanya yang paling besar di dunia, dan oleh tingkat produksi besi bajanya yang tertinggi di dunia--banyak berutang budi kepada keputusan Barat untuk tidak melanjutkan sanksi ekonomi setelah terjadinya pembantaian di Tiananmen. Setelah mengalahkan Jerman sebagai eksportir terbesar di dunia, Cina sekarang sudah siap mengalahkan Jepang sebagai ekonomi kedua terbesar di dunia.
Kebangkitan India sebagai raksasa ekonomi juga terkait dengan perkembangan dunia setelah 1989. India terlibat dalam perdagangan barter yang luas dengan Uni Soviet dan sekutu-sekutu komunisnya di Eropa Timur. Ketika blok negara-negara komunis ini bubar, India terpaksa membayar barang-barang yang diimpornya dengan uang tunai. Akibatnya, cadangan devisa India merosot dengan cepat, yang memicu krisis keuangan yang parah pada 1991 dan pada gilirannya memaksa India melakukan reformasi ekonomi yang radikal yang meletakkan dasar bagi kebangkitan ekonominya.
Lebih luas lagi, bangkrutnya Marxisme pada 1989 memungkinkan negara-negara di Asia, termasuk Cina dan India, mengambil kebijakan kapitalis secara terang-terangan. Walaupun kebangkitan ekonomi Cina sudah mulai di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, baru setelah 1989 Partai Komunis Cina dapat dengan terang-terangan meletakkan penciptaan kekayaan di atas ideologi. Contoh yang diberikan Cina ini punya pengaruh yang konstruktif atas partai-partai komunis lainnya yang masih bertahan di Asia dan di negara-negara lainnya di dunia.
Secara geopolitik, keberhasilan pasca-1989 ini melintas jauh di luar batas negara-negara Barat. Bangkrutnya Uni Soviet dengan tiba-tiba merupakan berkah strategis bagi negara-negara di Asia, karena ia berarti lenyapnya ancaman dari suatu imperium yang menakutkan dan terbukanya jalan bagi Cina untuk dengan cepat memajukan kepentingannya secara global. Surutnya pengaruh Rusia pasca-1989 berarti kebangkitan bagi Cina.
Bagi India, berakhirnya Perang Dingin telah memicu krisis kebijakan luar negeri akibat terputusnya hubungan dengan mitranya yang paling andal, yaitu Uni Soviet. Tapi, seperti dengan krisis keuangan pada 1991, India mampu bangkit dengan kebijakan luar negeri yang baru--kebijakan yang melepaskan diri dari tradisi yang terlalu idealistik dan merangkul realisme dan pragmatisme yang lebih luas. India, pasca-Perang Dingin, mulai membangun kemitraan strategis yang saling menguntungkan dengan pemain-pemain utama di Asia dan bagian-bagian dunia lainnya. "Kemitraan strategis global" dengan Amerika Serikat--suatu ciri khas dekade ini--dimungkinkan oleh pergeseran pemikiran kebijakan India pasca-1989.
Sudah tentu, tidak semua perkembangan pasca-1989 itu positif. Misalnya fenomena negara-negara yang mengalami kegagalan telah membawa dampak kepada keamanan negara-negara Asia sebagai akibat langsung dari berakhirnya Perang Dingin. Ketika Perang Dingin sedang hangat-hangatnya, kedua blok yang ada saat itu bersaing menopang negara-negara yang lemah. Tapi, dengan lenyapnya Uni Soviet, Amerika Serikat tidak lagi merasa perlu meneruskan permainan ini.
Akibatnya, negara-yang gagal atau yang mengalami disfungsi tiba-tiba muncul pada 1990-an, mengancam keamanan regional dan internasional berupa perompak transnasional (Somalia) atau teroris transnasional (Pakistan dan Afganistan), atau berupa pembangkangan terhadap norma-norma global (Korea Utara dan Iran). Asia lebih banyak menderita dari kebangkitan terorisme internasional ini daripada kawasan-kawasan lainnya di dunia.
Lagi pula, dua dekade setelah runtuhnya Tembok Berlin, penyebaran demokrasi telah tersendat. Antara 1988 dan 1990, sementara Perang Dingin mulai berakhir, gelombang protes prodemokrasi melanda negara-negara jauh dari Eropa Timur, menggulingkan diktator-diktator di negara-negara yang berbeda satu sama lain, seperti Indonesia, Korea Selatan, Taiwan, dan Cile. Setelah bubarnya Uni Soviet, bahkan Rusia sendiri muncul sebagai calon kuat reformasi demokrasi.
Namun, walaupun digulingkannya rezim-rezim totaliter atau otokratis ini telah menggeser keseimbangan kekuatan global yang menguntungkan kekuatan demokrasi, tidak semua gerakan prodemokrasi berhasil. Dan terjadinya "revolusi warna" di negara-negara seperti Ukraina cuma menambah kekhawatiran di antara rezim-rezim yang masih bertahan, yang mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah melawan upaya demokratisasi yang diilhami dari luar.
Terlepas dari mundurnya demokrasi di Rusia, Cina--yang sekarang merupakan otokrasi paling tua di dunia--menunjukkan, ketika otoriterisme sudah mengakar, pasar barang dan jasa bisa menghambat laju pasar gagasan politik. Dua puluh tahun setelah ambruknya komunisme, kapitalisme otoriter telah muncul sebagai penantang utama upaya penyebaran nilai-nilai demokratis di dunia.
Dear Anas *3 (coverLoren)
TUGAS SEJARAH
DISUSUN OLEH :
LOREN ANUGERAH P. KINDANGEN
XII – IPA2
SMA KATOLIK CENDERAWASIH, MKS
2014
Dear Anas :D *1 (cover)
TUGAS SEJARAH
DISUSUN OLEH :
FLORENCIA SELVY ALLOLINGGI
XII – IPA2
SMA KATOLIK CENDERAWASIH, MKS
2014
Dear Anas :D *2
Konflik Antara Jerman Barat Dan
Jerman Timur Sehingga Terbangun Tembok Berlin???
Tembok
Berlin (bahasa Jerman: Berliner Mauer) adalah sebuah tembok pembatas terbuat dari
beton yang dibangun oleh Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur serta daerah Jerman
Timur lainnya sehingga membuat Berlin Barat sebuah enklave. Tembok ini mulai dibangun pada
tanggal 13 Agustus 1961. Tembok pembatas ini juga dibarengi dengan pendirian
menara penjaga yang dibangun sepanjang tembok ini,
juga pendirian sebuah daerah terlarang, yang diisi dengan ranjau anti
kendaraan. Blok Timur menyatakan bahwa tembok ini
dibangun untuk melindungi para warganya dari elemen-elemen fasis yang dapat
memicu gerakan-gerakan besar, sehingga mereka dapat membentuk pemerintahan
komunis di Jerman Timur.
Meski begitu, dalam prakteknya, ternyata tembok ini digunakan untuk mencegah
semakin besar larinya penduduk Berlin Timur ke wilayah Berlin Barat, yang berada dalam wilayah Jerman Barat.
Oleh
otoritas Jerman Timur, Tembok Berlin dikatakan sebagai "Benteng Proteksi Anti-Fasis"
(bahasa Jerman: Antifaschistischer
Schutzwall), yang
menyatakan bahwa negara Jerman Barat
belum sepenuhnya didenazifikasi. Pemerintah Kota Jerman Barat kadang-kadang mengatakan
Tembok Berlin sebagai "Tembok
Memalukan" (sebutan yang dicetuskan oleh Walikota Willy Brandt). Untuk mengutuk tembok ini
karena membatasi kebebasan
bergerak. Bersamaan dengan Tembok Pembatas Antar Jerman yang
memisahkan Jerman Barat dan
Jerman Timur, kedua tembok pembatas ini menjadi simbol "Tirai Besi" yang memisahkan Eropa
Barat dengan Blok Timur selama Perang Dingin.
Tembok ini didirikan untuk
memisahkan sekaligus mengisolasi Berlin Barat, wilayah yang dikontrol oleh
Perancis, Amerika,
dan Inggris. Tembok Berlin berdiri sampai tahun 1989, sebelum akhirnya
diruntuhkan seiring dengan keruntuhan Tirai Besi Uni Sovyet. Tembok ini sering digunakan
sebagai contoh isolasionisme ekstrim dan menjadi pukulan diplomatik serius bagi hubungan
antara Soviet dengan seluruh dunia. Setelah Perang Dunia II, Jerman diduduki
oleh Dewan Pengawas Sekutu sementara dilakukan upaya stabilisasi dan
pembangunan kembali. Sebagai bagian dari kesepakatan, Uni Soviet diberi kontrol
atas sebagian Jerman yang kemudian dikenal sebagai Jerman Timur, sementara
kekuatan-kekuatan non-komunis mengontrol Jerman Barat. Berlin, sebuah kota
besar yang terletak di Jerman Timur juga dibagi menjadi dua bagian.
Adanya
wilayah yang dikontrol sekutu di tengah-tengah Jerman Timur membuat semua pihak
berada dalam situasi yang tidak nyaman. Jerman Timur takut bahwa kekuatan Barat
mungkin mencoba mengambil alih Jerman Timur, melalui Berlin Barat yang dikusai
sekutu.
Di lain
pihak, sekutu khawatir terhadap keselamatan penduduk dan pekerja di Berlin
Barat, wilayah yang berada di tengah-tengah Jerman Timur.
Akses ke Berlin telah dibatasi sebelumnya, terutama pada tahun 1948, ketika
beberapa negara Barat dipaksa menggunakan angkutan udara untuk memasok berbagai
kebutuhan ke Berlin Barat.
Sebagian warga Jerman Timur juga melihat Berlin Barat sebagai
wilayah penuh harapan, berusaha menyeberang kesana untuk mencari perlindungan
dan kehidupan yang lebih baik.
Pemerintah Jerman Timur segera menyadari bahwa mereka mulai
kehilangan kontrol atas warga negara mereka dan mulai membangun tembok untuk
memblokade Berlin Barat.
Tembok Berlin dirancang untuk meniadakan akses ke Berlin
Barat dari Jerman Timur. Tembok ini juga membuat sulit bagi orang untuk keluar
dari Berlin Barat karena harus melewati serangkaian peemeriksaan ketat.
Berbagai negosiasi diplomatik telah dilakukan sebagai respon
atas Tembok Berlin yang melibatkan beberapa tokoh politik terkenal, termasuk Presiden Kennedy.
Pada tahun 1963, Kennedy menyampaikan pidato terkenal yang
menyatakan solidaritas kepada penduduk Berlin Barat dan menyatakan bahwa Berlin
Barat merupakan pulau demokrasi dan kebebasan di lautan komunisme.
Tembok Berlin meminta banyak nyawa, dengan kematian pertama
terjadi pada tahun 1961 ketika Ida Siekmann melompat keluar dari jendela lantai
tiga untuk sampai ke Jerman Barat.
Pada tahun 1989, seiring dengan jatuhnya komunisme, warga di
kedua sisi Berlin bekerja sama untuk meruntuhkan tembok tersebut.
Keruntuhan Tembok Berlin adalah peristiwa monumental dan sering
digunakan pula sebagai simbol runtuhnya komunisme.
Sebelum
pembangunan tembok ini, ada sekitar 3,5 juta warga Jerman Timur yang bermigrasi dan
membelot ke barat, salah satunya dengan melewati perbatasan Jerman Timur dan
Jerman Barat, lalu kemudian mereka pun bisa pergi ke negara Eropa Barat
lainnya. Antara tahun 1961 dan 1989, tembok ini pun mencegah hal itu. Di rentang waktu kira-kira 30 tahun ini, ada sekitar
5.000 orang yang mencoba kabur, dengan estimasi ada 100 sampai 200 orang yang
meninggal karena ditembak.
Pada tahun
1989, ada perubahan politik radikal di kawasan Blok Timur, yang berhubungan dengan
liberalisasi sistem otoritas di Blok Timur dan juga mulai berkurangnya pengaruh
Uni Soviet di negara-negara seperti Polandia dan Hungaria. Setelah kerusuhan sipil selama
beberapa minggu, pemerintah Jerman Timur mengumumkan tanggal 9 November 1989
bahwa rakyat Jerman Timur boleh pergi ke Jerman Barat dan Berlin Barat. Maka,
kerumunan orang Jerman Timur pun menyeberangi dan memanjat tembok itu, diikuti
pula dengan warga Jerman Barat di sisi lain untuk merayakan atmosfer kebebasan.
Beberapa minggu setelahnya, euforia publik dan pemburu souvenir akhirnya meretakkan bagian-bagian
tembok itu. Nantinya, sebagian besar tembok ini dihancurkan oleh pemerintah
menggunakan alat berat. Kejatuhan dari Tembok Berlin membuka jalan terbentuknya
Reunifikasi Jerman,
3 Oktober 1990.
Mula-mula tembok ini hanya berupa kawat-kawat berduri saja, tetapi lama-lama dibangun tembok batu yang dilengkapi dengan menara-menara pengawas dan senjata-senjata otomatis bersensor. Meskipun begitu, hal ini tidak mencegah ratusan orang dari Jerman Timur melarikan diri ke Dunia Barat melewati tembok ini sampai dibukanya Tembok Berlin pada tanggal 9 November 1989.
Runtuhnya
Tembok Berlin 20 tahun lalu, yang menandai berakhirnya Perang Dingin dan awal
bubarnya Uni Soviet, telah mengubah geopolitik global. Namun, tidak ada benua
yang lebih diuntungkan daripada Asia. Kebangkitan dramatis ekonominya sejak
1989 telah berlangsung dengan laju dan skala tanpa bandingan dalam sejarah
dunia.
Bagi Asia, dampak paling penting dari
runtuhnya Tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet adalah bergesernya keunggulan
kekuatan militer ke keunggulan kekuatan ekonomi dalam tata hubungan
internasional. Memang pertumbuhan ekonomi yang cepat juga terjadi selama
Revolusi Industri dan pasca-Perang Dunia II. Tapi pertumbuhan ekonomi
pasca-Perang Dingin ini telah membawa perubahan global.
Peristiwa menentukan lainnya adalah
pembantaian pengunjuk rasa prodemokrasi di Lapangan Tiananmen di Beijing. Jika
bukan karena berakhirnya Perang Dingin, negara-negara Barat tidak akan
melepaskan Cina dari tanggung jawab pembantaian itu. Tapi Barat mengambil
pendekatan yang pragmatis, tidak mengenakan sanksi ekonomi, bahkan membantu
Cina terintegrasi ke dalam ekonomi global dan lembaga-lembaga internasional
melalui liberalisasi investasi dan perdagangan. Andaikata Amerika Serikat dan
sekutu-sekutunya mengambil pendekatan berupa sanksi ekonomi, seperti yang
dilakukannya terhadap Kuba dan Burma, ekonomi Cina tidak bakal berkembang pesat
seperti sekarang, sementara negeri itu bakal tetap tertutup dan tidak stabil.
Keberhasilan ekonomi Cina yang fenomenal
itu, seperti tecermin dalam surplus perdagangannya yang mengalahkan semua
negara di dunia, oleh cadangan devisanya yang paling besar di dunia, dan oleh
tingkat produksi besi bajanya yang tertinggi di dunia--banyak berutang budi
kepada keputusan Barat untuk tidak melanjutkan sanksi ekonomi setelah
terjadinya pembantaian di Tiananmen. Setelah mengalahkan Jerman sebagai
eksportir terbesar di dunia, Cina sekarang sudah siap mengalahkan Jepang
sebagai ekonomi kedua terbesar di dunia.
Kebangkitan India sebagai raksasa ekonomi
juga terkait dengan perkembangan dunia setelah 1989. India terlibat dalam
perdagangan barter yang luas dengan Uni Soviet dan sekutu-sekutu komunisnya di
Eropa Timur. Ketika blok negara-negara komunis ini bubar, India terpaksa
membayar barang-barang yang diimpornya dengan uang tunai. Akibatnya, cadangan
devisa India merosot dengan cepat, yang memicu krisis keuangan yang parah pada
1991 dan pada gilirannya memaksa India melakukan reformasi ekonomi yang radikal
yang meletakkan dasar bagi kebangkitan ekonominya.
Lebih luas lagi, bangkrutnya Marxisme pada
1989 memungkinkan negara-negara di Asia, termasuk Cina dan India, mengambil
kebijakan kapitalis secara terang-terangan. Walaupun kebangkitan ekonomi Cina
sudah mulai di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, baru setelah 1989 Partai
Komunis Cina dapat dengan terang-terangan meletakkan penciptaan kekayaan di
atas ideologi. Contoh yang diberikan Cina ini punya pengaruh yang konstruktif
atas partai-partai komunis lainnya yang masih bertahan di Asia dan di
negara-negara lainnya di dunia.
Secara geopolitik, keberhasilan pasca-1989
ini melintas jauh di luar batas negara-negara Barat. Bangkrutnya Uni Soviet
dengan tiba-tiba merupakan berkah strategis bagi negara-negara di Asia, karena
ia berarti lenyapnya ancaman dari suatu imperium yang menakutkan dan terbukanya
jalan bagi Cina untuk dengan cepat memajukan kepentingannya secara global.
Surutnya pengaruh Rusia pasca-1989 berarti kebangkitan bagi Cina.
Bagi India, berakhirnya Perang Dingin telah
memicu krisis kebijakan luar negeri akibat terputusnya hubungan dengan mitranya
yang paling andal, yaitu Uni Soviet. Tapi, seperti dengan krisis keuangan pada
1991, India mampu bangkit dengan kebijakan luar negeri yang baru--kebijakan
yang melepaskan diri dari tradisi yang terlalu idealistik dan merangkul
realisme dan pragmatisme yang lebih luas. India, pasca-Perang Dingin, mulai
membangun kemitraan strategis yang saling menguntungkan dengan pemain-pemain
utama di Asia dan bagian-bagian dunia lainnya. "Kemitraan strategis
global" dengan Amerika Serikat--suatu ciri khas dekade ini--dimungkinkan
oleh pergeseran pemikiran kebijakan India pasca-1989.
Sudah tentu, tidak semua perkembangan
pasca-1989 itu positif. Misalnya fenomena negara-negara yang mengalami
kegagalan telah membawa dampak kepada keamanan negara-negara Asia sebagai
akibat langsung dari berakhirnya Perang Dingin. Ketika Perang Dingin sedang
hangat-hangatnya, kedua blok yang ada saat itu bersaing menopang negara-negara
yang lemah. Tapi, dengan lenyapnya Uni Soviet, Amerika Serikat tidak lagi
merasa perlu meneruskan permainan ini.
Akibatnya, negara-yang gagal atau yang
mengalami disfungsi tiba-tiba muncul pada 1990-an, mengancam keamanan regional
dan internasional berupa perompak transnasional (Somalia) atau teroris
transnasional (Pakistan dan Afganistan), atau berupa pembangkangan terhadap
norma-norma global (Korea Utara dan Iran). Asia lebih banyak menderita dari
kebangkitan terorisme internasional ini daripada kawasan-kawasan lainnya di
dunia.
Lagi pula, dua dekade setelah runtuhnya Tembok Berlin, penyebaran demokrasi telah tersendat. Antara 1988 dan 1990, sementara Perang Dingin mulai berakhir, gelombang protes prodemokrasi melanda negara-negara jauh dari Eropa Timur, menggulingkan diktator-diktator di negara-negara yang berbeda satu sama lain, seperti Indonesia, Korea Selatan, Taiwan, dan Cile. Setelah bubarnya Uni Soviet, bahkan Rusia sendiri muncul sebagai calon kuat reformasi demokrasi.
Namun, walaupun digulingkannya rezim-rezim
totaliter atau otokratis ini telah menggeser keseimbangan kekuatan global yang
menguntungkan kekuatan demokrasi, tidak semua gerakan prodemokrasi berhasil.
Dan terjadinya "revolusi warna" di negara-negara seperti Ukraina cuma
menambah kekhawatiran di antara rezim-rezim yang masih bertahan, yang mendorong
mereka untuk mengambil langkah-langkah melawan upaya demokratisasi yang diilhami
dari luar.
Terlepas dari mundurnya demokrasi di Rusia,
Cina--yang sekarang merupakan otokrasi paling tua di dunia...menunjukkan, ketika
otoriterisme sudah mengakar, pasar barang dan jasa bisa menghambat laju pasar
gagasan politik. Dua puluh tahun setelah ambruknya komunisme, kapitalisme
otoriter telah muncul sebagai penantang utama upaya penyebaran nilai-nilai
demokratis di dunia.
Sunday, February 16, 2014
About Chris Martin (Coldplay)
Chris memulai pendidikannya di Hylton School dan kemudian Exeter Cathedral School. Ini merupakan sekolah pertama dimana Martin membentuk band pertamanya. Setelah lulus di Exeter Cathedral, Chris melanjutkan sekolahnya di Sherborne School, sebuah sekolah independen di Dorset. Disana ia juga bertemu dengan manajer Coldplay yang sekarang, Phil Harvey. Martin melanjutkan pendidikannya di University College London. Disinilah Chris bertemu dengan anggota Coldplay lainnya Jonny Buckland, Will Champion, dan Guy Berryman. Martin mulai bermain piano sejak ia kecil, dan kemudian belajar bermain gitar.
Ketika kuliah di University College London, Martin bertemu Jonny Buckland, Will Champion dan Guy Berryman. Pada bulan Januari 1998, mereka membentuk band dengan nama Starfish, yang sekarang adalah Codplay. Lagu pertama yang mereka mainkan berjudul Ode to Deodorant. Band ini mulai dikenal dan langsung sukses sejak merilis album perdananya, Parachutes, tahun 2000. Sejak itu, mereka sudah merilis beberapa album/EP: A Rush of Blood to the Head, Live 2003, X&Y, Viva la Vida or Deatch and All His Friends, Prospekt's March, LeftRightLeftRightLeft, Mylo Xyloto, dan Live 2012.
Musik yang paling mempengaruhi Martin dan Coldplay adalah sebuah band rock asal Skotlandia bernama Travis, Martin memberi kredit pada mereka atas terbentuknya band Coldplay. U2 juga merupakan pengaruh musik lainnya untuk Martin.
Martin secara terang-terangan mengatakan kecintaannya pada band asal Norwegia bernama a-ha. Tahun 2005 dia mengatakan pada sebuah wawancara: "Saya sedang berada di Amsterdam dan mendengarkan musik a-ha/ Saya ingat bagaimana saya sangat menikmati musik ini. Liriknya sangat mengagumkan. Banyak orang bertanya apa yang menginspirasi kami, darimana kami mencurinya, dan apa musik yang kami dengarkan - Band pertama yang saya suka adalah a-ha." Marin juga pernah berduet dengan Magne Furuholmen, vokalis a-ha pada sebuah konser. Pada November 2011, Chris juga mengatakan "Dulu ketika band kami bingung memainkan lagu apa, kami memainkan lagu dari a-ha."
Dia juga dikenal sebagai fans dari band alternatif rock Inggris Oasis dan Muse, Grup pop Westlife, band Inggris Radiohead, Grup pop Girls Aloud dan Take That, juga band rock indie Kanada Arcade Fire. Penyanyi solo yang Martin suka diantarannyaLeona Lewis, Noel Gallagher, Kylie Minogue, Johnny Cash, Bob Dylan, Hank Williams, David Bowie, Paul McCartney, dan Peter Gabriel.
Martin menikah dengan Gwyneth Paltrow. Mereka menikah pada tanggal 5 Desember 2003 dan sudah dikaruniai dua orang anak, anak pertamanya bernama Apple Blythe Alison Martin (lahir 14 Mei 2004 di London) dan anak kedua bernama Moses Bruce Anthony Martin (lahir 8 April 2006 di kota New York).
![]() |
Chris dan istrinya Gwyneth bersama kedua anaknya Moses dan Apple |
Martin bukan seorang perokok tetapi terkadang meminum vodka. PETA memberikan gelar World's Sexiest Vegertarian pada Chris Martin tahun 2005. Walaupun faktanya ia bukan seorang vegetarian, hal ini diungkapkan oleh istrinya.
Martin sering menderita insomnia dan telah menjalani beberapa terapi tidur. Dia mengatakan pada sebuah wawancara bahwa kadang ide untuk sebuah lagu paling sering ia temukan pada malam hari pada saat mendengarkan album dari Radiohead. Chris juga sering mendapat mimpi buruk tentang aksi manggung yang tidak berjalan baik. Pada wawancara tahun 2002 dengan Daily Mail, Martin mengungkapkan bahwa ia menderita "tinnitus" sejak sepuluh tahun lalu, ini dikarenakan ia sering mendengar musik dengan keras saat ia remaja. Dia mengingatkan kepada para pemuda supaya tidak mendapat nasib yang serupa dengannya.
Fakta menarik dari Chris Martin adalah, walaupun dia seorang kidal, tapi ia bermain gitar dengan gaya tangan kanan.
BONUS: Chris Martin memakai kaos dengan sablon peta Indonesia :))
Subscribe to:
Posts (Atom)